Tak menyangka, terakhir saya menulis di sini adalah akhir tahun 2016. Sekarang sudah 5 Mei 2018, 18 hari menuju ulang tahun saya ke-25.

Ada banyak hal yang terjadi sepanjang tahun, namun saya sadar kalau saya sedang Bosan. Pikiran saya sedang tidak baik.

Menjelang 25 saya berpikir bahwa hidup saya terlalu datar. Menghabiskan banyak waktu hanya untuk kerja, pulang, istirahat, untuk besoknya kembali berkerja. Saya juga terlalu malas untuk berkumpul bersama orang banyak, membuat saya menghabiskan banyak waktu di kamar sendirian.

Menjelang 25 saya mulai membandingkan hidup  saya dengan orang lain, melihat pencapaian-pencapaian orang lain di usia yang sama.Saya menjadi takut.

Menjelang 25 saya semakin merasa kesepian, jauh dari rumah, tidak punya teman, tidak punya tempat untuk berbagi cerita dengan lebih dalam. Saya pilih-pilih dalam bercerita, karena bagi sebagian orang cerita saya akan sangat menyebalkan atau bahkan tidak penting. Nyatanya bagi saya itu tidak mudah. Orang-orang dengan mudah menilai hidup kita, nyatanya mereka tidak tahu apa-apa.

Menjelang 25 saya merasa telah banyak mealui kegagalan, membuat saya kian takut mengambil keputusan. Membuat segala pilihan menjadi rumit. Saya rindu saya yang tegas mengambil keputusan. Saya menjadi asing dengan diri saya sendiri.

Menjelang 25 masa depan terasa kian asing, tidak jelas arahnya, hanya melangkah saja. nanti juga tahu akan sampai di mana.

Saya jadi membenci diri saya sendiri.

Tahun 2016 sudah usai, lalu apa yang sudah kita lakukan?

Tak banyak yang saya ingat dari 2016. Hidup saya adalah sekumpulan rangkaian aktivitas yang mulai membosankan. Saya tak banyak bersenang-senang di tahun ini. Bukan karena tidak bisa, tapi lebih ke tidak mau.

Tahun ini adalah tahun pertama saya berstatus pegawai. Sejujurnya saya menghindari profesi ini, tapi karena masih berhubungan dengan menulis ya saya cukup menikmati. Walaupun pada akhirnya menulis dengan tuntutan dan menulis untuk kesenangan menjadi dua hal yang berbeda. Menulis tak membuat saya bahagia sebahagia dulu. Barangkali karena dulu menulis bagi saya adalah rekreasi, sesuatu yang dilakukan sesekali untuk kesenangan.

Selain itu saya juga mulai jadi perantau. Saya harus banyak beradaptasi.Membuat kebih banyak hal yang harus saya pikirkan. Tak seperti dulu saat saya bisa melakukan hal-hal remeh temeh sepanjang hari, membaca buku yang menyenangkan, lalu menulis ketika otak saya tiba-tiba berpacu kencang.

Diluar hal-hal itu saya senang bisa melakukan banyak hal di 2016.

Di awal tahun 2016 buku Bahagia Itu Sederhana yang saya tulis terbit. Walau sepertinya penjualannya tidak bagus-bagus amat, saya cukup senang karena saya akhirnya punya buku yang saya tulis sendiri. Semoga ini menjadi awal untuk karya-karya selanjutnya.

Walau bagian dari pekerjaan, menulis untuk proyek kerjasama Pionicon dengan Asahi Production juga menyenangkan. Saya banyak belajar menulis naskah komik di proyek ini.


Di awal tahun saya juga sempat menggagas #KamekPontianak. Respon untuk gerakan ini cukup ramai, saya jadi lebih kenal dengan banyak pekerja kreatif di Pontianak. di tahun 2017 saya dan teman-teman sepakat akan menggencarkan gerakan ini kembali. Saya akan tulis tentang #KamekPontianak ini secara lebih detail di postingan lain kelak.


Oh ya, saya juga terlibat di channel youtube keracunan bersama Timmy dan Surya. Sebuah proyek iseng mengisi waktu luang. Yah walau akhir-akhir ini saya jarang terlibat.


Di akhir tahun saya juga membuat channel animasi bernama kartunin yang perkembangannya lumayan baik. Channel ini dibuat bersama Oka yang saat itu magang di kantor.


Dari segala hal-hal baik yang telah terjadi di 2016, tentu saya berharap 2017 akan jauh lebih baik.

Hai semua. Sepertinya saya harus malu pada diri sendiri karena sok-sok bikin rumah baru tapi gak diisi-isi.

Jadi akhir-akhir ini di media sosial lagi ramai membicarakan tentang telolet. Telolet adalah sebutan untuk suara klakson bis yang berbunyi panjang dan terdengar seperti "telolet telolet telolet". Walaupun dalam perkembangannya bunyi klakson bis ini semakin beragam, namun istilah telolet sudah melekat untuk menyebut jenis klakson yang dapat dikatakan inovatif ini.

Di media sosial banyak sekali video-video telolet yang diunggah. sumbernya biasanya dari anak-anak yang berdiri di pinggir jalan untuk menunggu bis dan merekam suara telolet yang keluar.  Demi sepotong telolet anak-anak rela berpanas-panasan. Terkadang sudah lelah menunggu, eh bisnya pakai klakson biasa.  Anak-anak yang berburu telolet akan sangat bangga bila berhasil merekam berbagai jenis telolet.


Kita tak ubahnya anak-anak pemburu telolet.Sering kali kita berharap akan suatu pencapaian, tapi apa yang kita dapatkan tak sesuai harapan. Ketika berhasil,  untuk apa pencapaian itu? tak lain dan tak bukan untuk dipamerkan. Pencapaian-pencapaian kemudian hanya menjadi penentu kelas dan pergaulan. Ketika kita mengunggah pencapaian di sosial media untuk sebuah pujian, maka kita tak ubahnya anak-anak yang mengupload video telolet di youtube demi kebanggaan.

Sudah berapa banyak teloletmu?

Hai semua!

Setelah sekian lama saya hiatus dari menulis di blog, saya akhirnya kemudian memutuskan kembali menulis blog. Selain memutuskan untuk menulis blog kembali saya juga memutuskan untuk membuat blog baru. Tidak seperti blog lama yang isinya beraneka ragam, di blog ini saya hanya akan bercerita. Di sini saya akan membagikan apa yang saya pikirkan, rasakan, dan apa-apa yang sudah saya lalui. Sederhananya, blog ini saya buat untuk mengarsipkan perjalanan hidup saya.

Selamat datang di rumah baru saya, semoga betah dan selalu ingin kembali.


Yahya Muhaimin.